Berdasarkan cara pemeliharaannya, ayam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ayam ras dan ayam buras. Ayam buras atau disebut juga ayam negeri menjadi salah satu jenis ayam yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
Jika dilihat dari cara pemeliharaan serta kandungan nutrisinya, ayam ras dan buras sangat berbeda.
Lantas, mana yang lebih baik untuk dikonsumsi? Agar lebih jelas, simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Perbedaan Daging Ayam Pejantan dengan Kampung dan Negeri
Ras adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut ayam negeri. Ada dua golongan ayam negeri, yaitu ayam pedaging atau ayam broiler serta ayam petelur atau ayam layer.
Ayam pedaging, baik jantan maupun betina dijadikan hewan ternak untuk menghasilkan daging. Sedangkan ayam petelur, khususnya betina merupakan hewan ternak untuk dimanfaatkan telurnya.
Ada berbagai perbedaan mencolok antara ayam negeri dengan ayam buras. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari segi makanan, cara pemeliharaan, hingga kandungan nutrisinya.
1. Perbedaan dari Segi Makanan
Ayam negeri umumnya mengonsumsi makanan buatan yang berasal dari pabrik. Tujuannya yaitu agar proses perkembangan ayam berlangsung baik serta mempunyai bobot yang besar ketika waktu panen tiba.
Makanan yang berasal dari olahan pabrik tersebut mampu mencukupi kebutuhan gizi. Dengan begitu, produksi daging ayam dapat berkualitas baik serta mampu bertelur secara rutin.
Beda dengan ayam buras yang sengaja dilepas di lahan kosong, dan ayam bebas mengais makanan dari tanah. Jenis makanan ayam buras ini bisa beragam, mulai dari sisa makanan, dedak, hingga biji jagung.
2. Perbedaan dari Cara Pemeliharaan
Dari cara pemeliharaan, ayam negeri atau ayam ras diternak di dalam kandang yang sudah tersusun sedemikian rupa. Karena tidak bebas bergerak, ayam ini lebih produktif baik dalam pertumbuhan bobot maupun produksi telur.
Sedangkan ayam buras dipelihara di lahan kosong yang mana ayam ini bisa bebas bergerak. Tidak heran jika ayam buras memiliki tekstur daging lebih keras karena cenderung aktif.
3. Perbedaan dari Segi Nutrisi
Dari segi nutrisi, ayam buras mempunyai kandungan nilai gizi yang cukup baik. Hal ini karena kandungan karbohidrat serta proteinnya cukup tinggi dan kandungan lemak cukup rendah dari pada dengan ayam negeri.
Selain itu, telur ayam buras juga mempunyai kandungan vitamin E dua kali lebih besar jika dibanding dengan ayam negeri.
Baca Juga: Mau Beli DOC Ayam? Pahami Tips dan Trik ini agar Tak Rugi!
Jenis ayam ini dijadikan hewan ternak untuk dimanfaatkan daging atau telurnya. Kemudian, muncul istilah ayam pedaging serta ayam petelur.
1. Ayam Pedaging
Ayam pedaging atau ayam broiler adalah ayam yang memiliki tujuan untuk memproduksi daging. Pemeliharaan ayam ini cukup mudah dan sangat menguntungkan.
Dengan waktu pemeliharaan hanya sekitar 30-40 hari, ayam pedaging ini siap dikonsumsi.
Meskipun budidaya ayam pedaging ini adalah untuk menghasilkan daging. Namun, ayam jenis ini juga bisa bertelur meskipun telur yang dihasilkan sangat sedikit.
Jenis ayam ini memiliki badan yang cukup besar, padat, serta berdaging penuh. Contoh ayam ras pedaging, yaitu ayam brahma dan ayam hibrida.
2. Ayam Petelur
Ayam petelur atau biasa dikenal dengan ayam layer adalah ayam yang sengaja diternak untuk menghasilkan telur. Jika ingin beternak ayam petelur, maka akan memerlukan modal lebih besar dari pada ayam pedaging.
Meskipun ayam petelur tidak membutuhkan pakan sebanyak ayam pedaging, namun ada modal tambahan untuk pemberian vaksin pada ayam petelur. Tujuannya adalah kualitas telur terjaga dan terhindar dari serangan penyakit.
Ayam petelur mampu menghasilkan telur hingga 300 butir setiap tahunnya. Ada beberapa contoh ayam petelur, yaitu ayam petelur putih, ayam petelur coklat (hibrida), ayam petelur hamburg, dan ayam Arab.
Itulah ulasan singkat tentang ayam ras. Jika Anda mencari ayam dengan produktivitas tinggi dan mampu menghasilkan daging dengan maksimal, Bibit Ayam Hibrida Gunsi jawabannya!
Ayam Hibrida Gunsi merupakan bibit ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi dan daya tahan tubuh yang kuat. DOC ini merupakan hasil penelitian ilmiah dari PT Putra Perkasa Genetika (PPG) yang telah dikembangkan selama puluhan tahun.
Kunjungi halaman produk PPG untuk informasi selengkapnya.