Ayam kerdil tentunya menjadi masalah yang cukup merugikan bagi para peternak ayam. Karena ukurannya yang kecil, maka tentunya akan susah untuk laku di pasaran. Jika misalpun laku, maka ayam akan mendapatkan harga yang lebih rendah dari sebagaimana normalnya.
Kondisi tidak normal yang terjadi pada ayam ini disebut sebagai sindrom kekerdilan atau juga slow growth syndrome. Ini merupakan sebuah gangguan dari pertumbuhan ayam yang membuatnya tidak bisa memiliki ukuran sama seperti ayam lain yang memiliki usia sama.
Lantas, sebenarnya bagaimana sindrom ini bisa terjadi? Apa saja penyebab, gejala dan juga cara mengatasinya? Berikut ini sudah dibahas secara lengkap mengenai pertanyaan-pertanyaan barusan pada ulasan di bawah.
Baca Juga: Waspadai 7 Penyakit Ayam Broiler Berbahaya Ini!
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sindrom ini merupakan sebuah gangguan kondisi yang membuat ayam menjadi memiliki ukuran kerdil. Namun, tidak hanya memiliki ukuran yang kerdil, sindrom yang satu ini akan berdampak menjadi beberapa kondisi abnormal lagi pada ayam.
Biasanya, sindrom yang satu ini dapat terjadi pada ayam mulai usia empat hari hingga tiga minggu. Jadi, sindrom ini memang tidak terlalu terlihat mengingat usia ayam yang masih muda. Namun nantinya akan ketahuan bahwa ayam yang terserang sindrom ini memiliki pertumbuhan yang cukup lambat.
Setelah mengenal definisi dari sindrom yang satu ini, kekerdilan ayam masih dikategorikan atau dibagi dalam 2 klasifikasi menurut berat badannya. Berikut adalah di antaranya :
Yang pertama adalah stunting. Kondisi ini merujuk pada ayam yang hanya memiliki berat badan di antara 200 – 1.000 gram. Apabila ayam memiliki berat badan di antara angka tersebut, maka bisa disebut sedang mengalami sindrom kekerdilan stunting.
Dan kategori stunting ini, ada sekitar lima hingga lima puluh persen ayam yang mengalami menurut catatan penelitian. Dan kasus stunting ini biasanya terjadi sejak ayam menetas, sehingga ukurannya memang cukup jauh dari pada ukuran normalnya.
Kategori yang kedua adalah runting. Ini merupakan kondisi apabila ayam hanya memiliki berat badan kurang dari 200 gram, di dalam kurun waktu lima minggu. Persentase dari klasifikasi runting ini adalah sebanyak tiga hingga lima persen.
Pada umumnya, runting ini terjadi karena kurangnya manajemen yang baik. Entah itu dari kandang dan fasilitasnya, hingga ke perawatan untuk ayam.
Baca Juga: Ayam Mati Mendadak. Apa Penyebabnya? Bisakah Dicegah?
Apabila membahas penyebab dari ayam yang terkena sindrom kekerdilan, maka banyak sekali faktor yang bisa mendasarinya. Mulai dari kualitas DOC, hingga pakan yang diberikan. Berikut ini adalah penjelasan detailnya :
Hal pertama yang bisa menjadi faktor dari ayam kerdil adalah kualitas dari DOC. Sedangkan kualitas dari DOC ini, biasanya bergantung pada faktor genetik sang induk. Terlebih apabila indukannya masih berumur muda, sekitar kurang dari tiga setengah bulan.
Umumnya, Ayam yang memiliki antibodi Reovirus yang cukup rendah merupakan faktor dari turunan sang induk. Dengan kualitas DOC yang kurang baik, maka ayam dapat terserang sindrom kerdil.
Pemberian pakan pada ayam juga menjadi faktor utama ayam kerdil. Pertama, adalah apabila Anda kurang dalam memenuhi asupan pakan pada ayam. Tentunya hal ini membuat pertumbuhan ayam tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Belum lagi apabila terjadi kompetisi antar ayam demi mendapatkan pakan yang cukup. Maka ayam yang selalu kalah dalam kompetisi akan tumbuh tidak normal layaknya teman-temannya yang lain dengan pakan cukup.
Selain dari jumlah pemberian pakan, kehigienisan dari pakan juga menjadi penyebab penting ayam terkena sindrom kerdil. Misalnya saja, pakan yang terpapar jamur mikotoksin. Karena bakteri yang satu ini dapat menurunkan nutrisi yang terkandung pada pakan.
Jamur mikotoksin yang menjangkiti ayam juga dapat membuatnya sakit sehingga mengalami tidak nafsu makan secara drastis, dan membuatnya kurus. Bakteri ini mengiritasi saluran pencernaan ayam. Apabila tidak segera diobati, maka besar kemungkinan juga ayam mengalami sindrom kerdil karena kurangnya nutrisi.
Faktor yang ketiga berasal dari manajemen pemeliharaannya yang kurang tepat, atau bahkan masih salah besar. Anda harus mengetahui bagaimana cara menangani DOC yang benar, terlebih saat masa brooding. Pastikan bahwa suhu kandang sudah dalam temperatur yang pas atau cukup.
Apabila temperatur tersebut terlalu tinggi atau juga terlalu rendah, maka akan berakibat pada pembentukan dari organ ayam anakan yang terhambat atau terganggu. Ini membuatnya dapat terserang penyakit kerdil.
Kondisi internal dari ayam seperti saat sedang stress dapat membuatnya terserang sindrom yang satu ini. Karena, apabila ayam sedang merasa stress, maka nafsu makannya pun akan berkurang hingga menurun dengan sangat drastis.
Dengan itu, maka metabolisme tubuh dari ayam tentunya akan terganggu. Karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, akan membuat kemungkinan sindrom ayam kerdil bisa menyerang dengan sangat mudah.
Untuk penjelasan lebih detail mengenai ayam stress. cek artikel berikut ini “Ayam Stress: Penyebab, Gejala, hingga Pencegahan“.
Dan faktor yang terakhir tentunya begitu virus utamanya mulai menjangkiti ayam, yaitu Reovirus. Virus yang satu ini memang menyerang bagian usus dan membuat ayam tidak dapat mencerna dengan baik. Dengan demikian, ayam tidak dapat mendapat nutrisi yang optimal dari pakan yang ayam konsumsi.
Gejala dari ayam kerdil sebenarnya cukup sukar untuk dikenali, terlebih jika ayam tersebut memang sudah mengalaminya sejak menetas dari telur. Namun, Anda bisa memperhatikan pada bulu sayapnya yang primer. Biasanya, sindrom ini membuat bulu primer sayap ayam tumbuh secara tidak normal.
Bulu akan terlihat seperti berdiri dan juga tidak teratur dan tampak seperti helikopter. Itu mengapa penyakit yang satu ini juga disebut sebagai helicopter disease.
Apabila Anda membedah ayam yang mengalami sindrom ini, maka Anda akan menemui perutnya yang mengeras. Hal ini karena saluran pencernaan ayam yang memang tidak bisa mencerna pakan dengan baik. Pada beberapa kasus lainnya, warna daging dari ayam pun akan terlihat pucat.
Baca Juga: Avian Encephalomyelitis: Penyebab hingga Penanganan
Cara mengatasi ayam kerdil yang paling tepat begitu mengetahui ayam Anda sedang mengalami sindrom yang satu ini, adalah dengan culling atau juga menyeleksinya. Di atas kita sudah membahas apa saja gejala yang mungkin muncul, salah satunya adalah dengan bobot yang kurang dari 40% dari perhitungan bobot normal.
Apabila ayam terlihat mengalami sindrom yang satu ini, maka Anda dapat memisahkannya, lantas memberikan beberapa perpaduan untuk memicu pertumbuhannya yang sempat terhambat. Yaitu dengan memberikannya asam amino, multivitamin serta mineral.
Lantas, untuk pencegahannya, peternak bisa menaruh fokus pada suhu brooding, baik pada siang dan malam. Pastikan tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Perhatikan juga pemberian pakan pada ayam, karena harus cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam.
Anda dapat membeli produk DOC yang tentunya sudah terjamin kualitasnya. Karena ayam DOC memang sudah dirancang secara genetik sehingga memiliki daya tahan serta tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Dengan memiliki bibit unggul DOC dari PPG, maka Anda dapat menghindari terjadinya ayam kerdil, dan juga beberapa penyakit pada ayam yang lainnya. Kunjungi halaman produk kami untuk informasi selengkapnya.