Gumboro atau yang biasa disebut dengan Infectious Bursal Disease (“IBD”) adalah salah satu jenis penyakit ayam ternak yang berbahaya.
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Cosgrove pada tahun 1962 di Gumboro, Delaware, Amerika Serikat.
Penyakit mematikan ini dapat menyerang berbagai jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan kalkun.
Lantas, apa yang menyebabkan penyakit ini? Yuk, kita bahas sama-sama pada artikel di bawah ini!
Gumboro atau disebut juga Infectious Bursal Disease (“IBD”), merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Avibirnavirus dari famili Birnaviridae pada organ bursa Fabricius.
Ketika ayam terinfeksi gumboro, maka jumlah antibodi yang dimiliki ayam akan menurun. Oleh karena itu penyakit ini bersifat imunosupresif.
Bursa fabricius merupakan organ ayam yang menjadi penghasil antibodi, atau lebih tepatnya sel limfosit B.
Normalnya, bursa fabricius akan aktif berkembang pada usia 3-6 minggu, dan mulai menyusut saat ayam berusia 16 minggu seiring dengan peningkatan produksi hormon reproduksi.
Oleh karena itu, penyakit ini paling banyak menyerang ayam dengan usia 3 hingga 6 minggu.
Walau demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ayam berusia 8 minggu juga bisa terserang virus yang sama, hanya saja kasusnya tidak separah pada ayam muda.
Untuk mengenal berbagai jenis penyakit ayam yang perlu diwaspadai, kunjungi artikel berikut ini “Waspadai 8 Penyakit Ayam Broiler Berbahaya Ini!“.
Ayam yang terinfeksi penyakit gumboro mempunyai tingkat kematian yang relatif tinggi.
Secara umum, penyakit ini mempunyai tingkat mortalitas hingga 20% pada ayam pedaging, dan 80% pada ayam petelur.
Penularan gumboro ini biasanya terjadi ketika ayam yang sehat berkontak langsung dengan ayam yang sudah terinfeksi virus.
Namun kontak tidak langsung juga bisa menjadi penyebab penularan penyakit ini.
Penularan tidak langsung bisa terjadi dari ekskresi yang mencemari kendaraan pengiriman ayam, pakan, peralatan kandang, air sampai kotoran yang ada di alas kandangnya.
Selain itu, serangga dan ulat tanah juga bisa menjadi media penularan.
Tidak semua ayam yang terserang gumboro menunjukkan gejala.
Jika ayam terserang gumboro pada usia di bawah 3 minggu, umumnya tidak ada gejala yang ditunjukkan.
Namun, jika ayam mengidap gumboro pada usia di atas 3 minggu, berikut gejala-gejala yang dapat terjadi:
Virus penyebab penyakit ini dapat menyerang kandang yang memiliki manajemen brooding dan sanitasi kandang yang kurang optimal.
Inilah beberapa penyebab umum yang harus diketahui:
Feses yang tersebar pada serasah merupakan media utama penularan penyakit ini.
Oleh karenanya, pastikan Anda membersihkan kandang secara rutin, dan memastikan tidak ada sisa kotoran yang tertinggal.
Virus ini merupakan virus yang sangat kuat dan mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitar, bahkan dapat bertahan hingga lebih dari 3 bulan.
Bahkan, sejumlah desinfektan tidak mampu membunuh virus ini, seperti desinfektan dari golongan ammonium quartener.
Oleh karena itu, pastikan Anda menggunakan desinfektan jenis lainnya, dan menggunakannya pada seluruh sudut kandang.
Brooding adalah masa pemeliharaan dari DOC hingga berusia 2-3 minggu.
Pada masa ini, Anda perlu memperhatikan DOC dengan ketat, karena kesehatan ayam akan mempengaruhi produktivitasnya di kemudian hari.
Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa semua kebutuhan bibit ayam pada masa ini bisa terpenuhi dengan baik agar tubuhnya dapat berkembang dengan baik.
Kebutuhan dasar yang wajib Anda perhatikan pada masa brooding adalah:
Vaksinasi sendiri tidak menjamin kalau ayam akan terlindung dari penyakit ini.
Butuh waktu selama 2 minggu (14 hari) supaya vaksin bekerja dan menciptakan antibodi yang aktif.
Apabila sebelum mencapai 2 minggu ayam sudah terinfeksi virus IBD, maka ayam akan tetap terserang gumboro.
Hal ini dapat terjadi karena antibodi yang didapat dari proses vaksinasi masih belum terbentuk.
Untuk bisa mencegah penyakit ini, berikan vaksin gumboro pada ayam saat berusia satu minggu, yaitu di akhir minggu pertama atau di awal minggu kedua.
Beruntungnya virus ini tidak bisa ditularkan dari induk ke anak-anaknya.
Penularan hanya bisa terjadi apabila ayam melakukan kontak dengan benda atau makhluk lain yang membawa virus tersebut, seperti hewan pengerat atau tungau serasah.
Baca Juga: Kolibasilosis Ayam, Gejala hingga Cara Penanganan.
Penyakit IBD lebih baik dicegah daripada diobati.
Namun jika ayam sudah terlanjur mengidap penyakit ini, Anda dapat mencoba memberikan Sorbitol atau air gula murah selama 3 hari berturut-turut.
Kandungan gula akan menaikkan energi dan stamina ayam untuk beraktivitas dan melawan virus di dalam tubuhnya.
Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan cara memperhatikan biosekuriti dan melakukan vaksinasi.
Berikut adalah penjelasan lebih detailnya:
Biosekuriti dapat mencegah masuknya virus atau bakteri berbahaya masuk ke dalam kandang ayam.
Cara ini merupakan cara terbaik untuk menjaga ternak dari potensi virus-virus mematikan seperti IBD.
Biosekuriti akan menghalangi kontak antara ternak dengan mikroorganisme patogen, sehingga ayam dapat hidup dengan sehat.
Oleh karena itu, pastikan peternakan Anda telah menerapkan biosekuriti dengan baik.
Cara berikutnya adalah dengan membangun sistem kekebalan tubuh ayam yang optimal untuk menangkal virus IBD.
Hal tersebut bisa didapatkan dengan melakukan vaksinasi gumboro pada usia yang tepat.
Vaksinasi hendaknya diberikan kepada DOC pada usia akhir minggu pertama, sehingga vaksin mempunyai waktu yang cukup untuk bekerja.
Untuk informasi lebih lanjut soal vaksinasi ayam, cek artikel berikut “Vaksinasi Ayam Broiler: Jenis, Cara dan Jadwal“.
Penyakit Gumboro sangatlah membahayakan peternakan Anda. Untuk mencegahnya, diperlukan bibit ayam berkualitas yang sehat dan sudah divaksin.
DOC berkualitas lebih kuat menghadapi virus IBD dan kerugian ternak pun bisa diminimalisir.
Jika Anda tertarik dengan produk DOC ayam berkualitas yang memiliki daya tahan tubuh kuat, kami merekomendasikan DOC Ayam Broiler GUNSI atau DOC Ayam Kampung dari PPG.
PT Putra Perkasa Genetika (“PPG”) sebagai pembibit unggas berskala nasional dan internasional siap memberikan bibit unggas terbaik untuk Anda.
Dengan kombinasi teknologi modern dan ahli berpengalaman, bibit unggas PPG berkualitas terbaik dalam hal kesehatan, produktivitas, dan daya adaptasi.
Segera kunjungi halaman produk PPG untuk mendapatkan informasi bibit unggas terbaik lebih lanjut!