Ayam hias memiliki peminatnya sendiri, menjadikannya sebagai ayam yang pas untuk diternakkan. Salah satu ayam yang cukup terkenal adalah Ayam Kedu. Tetapi jangan salah dulu, banyak yang mengira kalau Ayam Kedu merupakan kembaran Ayam Cemani.
Padahal kedu tidak selalu berwarna hitam. Jenisnya lebih beragam dan warnanya pun tidak kalah cantik. Banyak orang berani membayar mahal karena ayam ini memiliki sifat genetik yang unggul serta penampilannya yang indah.
Untuk itu, pastikan Anda mengetahui lebih dalam apa yang membuatnya disukai para kolektor ayam, serta apa yang membuat harga jualnya fantastis? Mari kupas sama-sama pada pembahasan lengkap di bawah ini!
Baca juga : Mengenal Ayam Cemani. Ayam Langka dari Jawa
Ayam lokal yang berwarna hitam ini merupakan unggas asli karesidenan Kedu. Namun ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Ayam ini dibentuk dari hasil perkawinan silang antara ayam lokal Dieng dengan Ayam Dorking yang dibawa dari Inggris oleh Raffles.
Kemudian populasi ayam ini menyebar ke wilayah Kedu, makanya banyak yang memberi nama ayam ini sebagai Kedu. Tetapi sebelum 1926, ayam ini hanya dikenal dengan sebutan ayam hitam.
Keunikannya terdapat pada penampilannya yang mirip Cemani. Meski ayam ini memiliki produktivitas yang tinggi, kebanyakan orang merawatnya sebagai ayam hias, bukan untuk diambil telur atau dagingnya.
Tetapi peternak dapat membuat strain petelur atau pedaging dari ayam ini. Bila dijadikan petelur, kedu betina mampu menghasilkan sebanyak 25 butir telur selama masa birahi. Ukuran telur yang dihasilkan pun cukup besar, sekitar 50 sampai 60 gram.
Ayam yang sekilas tampak hitam legam ini ternyata tidak sepenuhnya hitam. Masih ada bagian-bagian lain yang berwarna kemerahan. Dari jauh penampilannya bahkan mirip dengan ayam kampung dan Cemani. Agar tidak tertukar dengan ayam yang lain, simak ciri-ciri fisiknya sebagai berikut:
1. Ciri ciri Ayam Kedu
2. Karakteristik Kedu Jantan
3. Ciri-ciri Telur Kedu
Secara umum, ayam ini terbagi menjadi tiga jenis. Masing-masing memiliki perbedaan pada warna pada beberapa bagian tubuhnya. Harga kedu merah dan putih lebih mahal ketimbang kedu hitam. Pahami dulu perbedaan dari masing-masing jenis sebagai berikut:
1. Kedu Merah
Meski jenisnya kedu merah, bukan berarti bulunya berwarna merah. Justru kedu ini memiliki bulu berwarna hitam yang menutupi bagian kaki, paruh dan mata,
Hanya saja jenggernya berwarna merah merona. Justru jenggernya yang menjadi daya tarik dari kedu merah ini. Kedu merah kurang cocok dijadikan petelur karena produktivitasnya masih kalah dengan ayam petelur lokal lainnya.
Cek artikel berikut : Inilah 10 Jenis Ayam Petelur Unggulan yang Membawa Untung!
2. Kedu Hitam
Penampilannya mirip sekali dengan Ayam Cemani. Apalagi tubuhnya ditumbuhi oleh bulu berwarna hitam pekat. Tetapi kedu hitam masih memiliki bulu berwarna putih pada bagian samping sayap sampai brutu.
Beberapa ayam juga mempunyai warna sedikit merah. Berbeda dengan Cemani yang sepenuhnya hitam. Ayam ini mempunyai langit-langit paruh berwarna putih.
3. Kedu Putih
Ciri khas ayam ini adalah bulu berwarna putih yang menyelimuti tubuhnya. Mulai dari kaki dan bulu, semuanya putih. Sedangkan jenggernya tegak berwarna kemerahan. Paruh dan matanya berwarna kekuningan.
Penampilannya yang cantik membuat ayam ini dibudidayakan sebagai ayam hias. Tetapi bisa juga diambil dagingnya.
Ada banyak alasan mengapa ayam ini telah dibudidayakan hingga bertahun-tahun di Kedu. Ayam ini memang unggul dari berbagai sifat dan perilaku. Untuk itu, perhatikan baik-baik keunggulan serta kekurangannya di bawah ini:
1. Keunggulan
2. Kekurangan
Kedu hitam seringkali disamakan dengan Cemani. Memang penampilan keduanya sangat mirip, membuat banyak orang sering terkecoh. Padahal ada beberapa ciri fisik yang membedakan kedua jenis ayam lokal ini.
Contohnya dari bagian bulu ayam. Cemani memiliki bulu berwarna hitam yang sepenuhnya menutupi badan, bahkan sampai bagian retina mata. Sedangkan kedu hanya memiliki bulu hitam di bagian punggung atau badan. Masih ada bulu berwarna lain pada bagian badan lainnya.
Kesamaannya hanya pada bagian jengger yang berbentuk gerigi tegak kemerahan. Saat ini mendapatkan kedu asli pun sedikit sulit. Kebanyakan kedu telah dirancang secara genetik untuk tujuan konsumsi.
Kisaran harga ayam ini dipengaruhi oleh usia dan lokasi geografis. Bagi yang berada di daerah jauh dari Kedu, Temanggung dan sekitarnya biasa berani menawar dengan harga yang tinggi. Tetapi di daerah asalnya, ayam ini masih memiliki harga yang cukup terjangkau.
Satu ekor “day-old-chicken” atau DOC warna merah atau putih biasa dijual seharga Rp75.000. Sedangkan kedu hitam sekitar Rp50.000. Beberapa yang mencari kedu untuk diternakkan sebagai ayam petelur atau pedaging bisa memilih ayam indukan yang harganya Rp850.000.
Harga yang melambung tinggi ini disebabkan oleh perkawinan yang selektif pada zaman dahulu. Selain itu, jumlahnya pun sangat terbatas dan hanya bisa ditemukan di sekitar Kedu.
Meski harganya mahal, tidak menuruti kolektor ayam hias. Jelas target pasar untuk ayam ini akan selalu ada walau ukurannya masih kecil.
Harga yang tertera merupakan harga pada saat artikel ini dibuat. Harga ayam bisa beragam tergantung kualitas dan faktor-faktor lainnya.
Meski kedu memiliki daya tariknya sendiri, ayam ini tidak terlalu populer dan target pasarnya masih belum jelas. Ayam Kedu Temanggung dapat dijadikan sebagai pedaging atau petelur, namun produktivitasnya masih di bawah ayam buras lainnya.
Baca juga : 6 Jenis Ayam Buras dan Keunggulannya Masing-masing
Putra Perkasa Genetika berkomitmen untuk menghasilkan bibit unggas terbaik dengan susunan genetik yang tepat melalui berbagai penelitian.
PPG mengombinasikan teknologi modern dan pengalaman bertahun-tahun untuk mendapatkan DOC ayam yang memiliki daya tahan tubuh kuat dan produktif.
Yuk kunjungi halaman produk PPG untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan!
Sumber gambar : Nature of Home