Hanya ada dua musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan kemarau. Di musim kemarau, biasanya peternak ayam dan unggas akan menghadapi masalah yang cukup mengganggu, yaitu heat stress pada ayam. Kondisi ini biasanya dialami oleh ayam yang ada di daerah tropis.
Kondisi lingkungan serta suhu udara yang tidak menentu ternyata dapat mempengaruhi produksi telur dan pertumbuhan ayam ternak. Ayam sendiri termasuk salah satu unggas homeothermic yang artinya berdarah panas dan tidak punya kelenjar keringat karena seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu.
Kondisi biologis dan fisik tersebut membuat ayam kesulitan untuk menghilangkan suhu panas dalam tubuh. Oleh karenanya, risiko terkena heat stress pun tinggi.
Apa itu heat stress? Apa saja gejala dan penyebabnya? Bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya? Yuk langsung saja kita bahas!
Baca Juga : Ternyata Ini Penyebab Ayam Sehat Tidak Mau Makan!
Heat stress merupakan suatu gejala yang bisa muncul saat ayam broiler gagal menyesuaikan diri dengan perubahan suhu udara, terutama ketika udara disekitarnya menjadi panas. Gejala ini akan terjadi karena tingkat kelembaban serta suhu di dalam kandang lebih tinggi dari batas normal.
Ada dua bentuk heat stress yang bisa terjadi pada ayam, yaitu heat stress akut dan heat stress kronis. Apa perbedaan keduanya?
1. Heat Stress Akut
Kondisi heat stress yang satu ini akan terjadi pada ayam jika kelembaban dan suhu meningkat secara drastis dan tiba-tiba.
2. Heat Stress Kronis
Sedangkan kondisi heat stress kronis bisa terjadi saat kelembaban dan suhu meningkat perlahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Heat stress pada ayam memberikan dampak yang berbeda-beda. Kondisi ini akan memberikan efek yang jauh lebih besar pada ayam yang usianya lebih tua dibandingkan dengan ayam yang usianya lebih muda.
Alasannya adalah karena ayam yang usianya lebih tua punya bulu yang lebih sempurna. Laju pembuangan panas dari dalam tubuh pun akan lebih sulit terjadi. Ukuran tubuh ayam yang jauh lebih besar juga akan mempengaruhi jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh.
Saat mengalami kepanasan, ayam sebenarnya akan berusaha untuk menurunkan suhu tubuh. Caranya adalah dengan melepaskan panas tubuh. Tapi karena tidak adanya kelenjar keringat, ada beberapa gejala yang akan muncul, yaitu:
1. Melebarkan sayap
Saat merasa kepanasan, ayam petelur dan pedaging akan berusaha untuk melebarkan sayap, menggantung sayap, atau merentangkan sayap. Tapi upaya ini tidak akan seoptimal yang diharapkan karena suhu di sekitar kandang tidak terlalu jauh bedanya dengan suhu panas dalam tubuh ayam.
2. Menempelkan tubuh
Karena upaya yang pertama gagal, ayam akan menempelkan tubuhnya ke benda yang suhunya lebih dingin, seperti misalnya dinding kandang atau di dalam litter. Kadang, ayam juga akan ‘mandi’ di dalam wadah air minum.
3. Peripheral Vasodilatation
Gejala lainnya adalah ayam meningkatkan aliran darah tepi, di bagian kaki, pial, serta jengger. Sehingga bagian-bagian itu akan berwarna lebih merah serta terasa lebih panas. Ayam juga akan mengkonsumsi lebih banyak air sehingga litter dan feses akan menjadi lebih basah.
4. Panting
Ayam juga akan mulai bernapa dengan menggunakan tenggorokan. Ayam membuka mulut serta menggerakkan tenggorokan untuk memasukkan udara. Jika setelah melakukan panting suhu tetap tidak menurun, ayam bisa menjadi lemas, pingsan, serta mati secara mendadak.
Baca Juga : Kaki Kering pada Ayam, Penyebab hingga Penanganannya
Penyebab yang paling pertama dan utama heat stress adalah suhu dalam kandang melebihi batas normal. Artinya, suhu melebihi 28 derajat Celcius. Suhu ideal yang seharusnya ada dalam kandang ayam adalah antara 25 sampai 28 derajat Celcius dan tingkat kelembabannya antara 60% sampai 70%.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi heat stress ini, yaitu:
1. Pakan kurang bernutrisi
Jika pakan ayam tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan, maka dampaknya adalah proses penguraian di dalam tubuh yang tidak sempurna. Pakan ayam yang mengandung terlalu banyak protein kasar bisa menghasilkan suhu panas yang jauh lebih besar selama proses penguraian.
2. Kandang terlalu penuh
Jika dalam sebuah kandang ada terlalu banyak ayam, maka para ayam akan berebutan mendapatkan oksigen. Akibatnya, ayam pun akan kepanasan karena kadar oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, kondisi yang berdesakan juga membuat suhu udara menjadi lebih panas.
3. Manajemen kandang kurang bagus
Banyak ayam yang diternakkan di Indonesia tinggal dalam sistem open house atau kandang terbuka. Sehingga ayam akan terekspos pada lingkungan yang dampaknya sangat besar terhadap hidup mati ayam-ayam tersebut.
Ayam yang terserang heat stress harus segera mendapatkan pertolongan agar gejala yang muncul tidak semakin parah dan tidak mengalami kematian mendadak. Ada beberapa langkah yang wajib peternak lakukan demi menyelamatkan ayam yang terserang heat stress, yaitu:
1. Berikan vitamin C
Vitamin C punya banyak sekali manfaat bagi ayam, misalnya saja untuk meningkatkan berat telur dan menaikkan produksi telur. Selain itu, vitamin C juga merupakan antistres yang bagus dan sering diberikan pada unggas untuk mempertahankan konsentrasi normal vitamin C dalam plasma darah.
2. Berikan elektrolit
Suplementasi elektrolit yang diberikan melalui air minum bisa menjaga keseimbangan asam basa di dalam darah ayam ketika mengalami heat stress pada ayam.
3. Berikan air dingin
Air dingin yang suhunya sekitar 20 sampai 24 derajat Celcius akan sangat membantu menstabilkan suhu tubuh ayam, khususnya saat suhu mulai bertambah panas di lingkungan sekitar ayam. Ayam yang terkena dampak heat stress harus dipisahkan sehingga tingkat stress bisa menurun.
Selain memahami cara mengatasi masalah heat stress, peternak juga wajib memahami bagaimana caranya mencegah terjadinya heat stress. Beberapa hal berikut ini akan membantu peternak mengurangi kemungkinan terjadinya heat stress:
1. Manajemen pemeliharaan lebih baik
Pastikan untuk selalu menyediakan air minum dalam jumlah cukup, sehingga seluruh ayam dalam kandang akan mendapatkan air dengan suhu dingin tanpa harus berebutan. Selain itu, gunakan sistem kandang dengan buka tutup tirai sehingga bisa disesuaikan dengan perubahan cuaca yang terjadi.
2. Perhatikan sirkulasi udara kandang
Sirkulasi udara yang bagus dalam kandang akan mengurangi panas. Misalnya, pilih atap dari bahan yang bisa mengurangi panas. Kalau perlu, pakai sistem atap monitor atau tambahkan sistem hujan buatan di bagian atas atap sehingga suhu bisa tetap dingin ketika lingkungan memanas.
3. Atur kepadatan dalam kandang
Jangan memasukkan terlalu banyak ayam dalam setiap kandang. Setiap 1m2 kandang ayam sebaiknya diisi 15 kg ayam yang setara dengan 6 hingga 8 ekor ayam broiler. Dengan adanya sisa ruangan dalam kandang, ayam bisa mendapatkan oksigen tanpa berebutan dan tidak perlu berdesakan.
Baca Juga : Ayam Stress: Penyebab, Gejala, hingga Pencegahan
Heat stress pada ayam merupakan masalah yang tampaknya sepele tapi sebenarnya sangat serius. Oleh karenanya, cegah segera penyakit ini sejak awal dengan menerapkan tips pencegahan di atas. Selain itu, Anda juga bisa memilih bibit ayam berkualitas yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tropis.
DOC ayam Putra Perkasa Genetika (“PPG“) dihasilkan dari parent stock / induk ayam dengan susunan genetik terbaik, sehingga memiliki daya tahan tubuh lebih kuat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. PPG menggabungkan teknologi dan pengalaman puluhan tahun untuk menghasilkan bibit ayam berkualitas terbaik.
Yuk segera kunjungi halaman produk PPG untuk pilihan produk DOC ayam broiler, DOC ayam kampung, atau bibit unggas berkualitas terbaik lainnya!