Sebagai salah satu jenis sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, kesehatan ayam di peternakan harus selalu terjaga. Pasalnya, ayam adalah salah satu unggas yang rentan terkena terserang penyakit, seperti misalnya flu burung (Avian Influenza).
Avian Influenza adalah salah satu subjenis dari virus influenza tipe A yang tidak hanya menyerang unggas, namun juga dapat menginfeksi manusia. Oleh karena itu, penting bagi para peternak ayam untuk mengenali apa itu Avian Influenza hingga cara menanganinya.
Langkah paling awal untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memilih bibit ayam yang memiliki daya tahan tubuh kuat, seperti DOC ayam PPG. Cek halaman produk PPG untuk informasi lebih lanjut.
Tanpa berlama-lama lagi, yuk langsung saja kita bahas mengenai penyakit ini!
Flu burung atau avian influenza adalah sejenis penyakit yang menyerang saluran pernapasan unggas yang disebabkan oleh infeksi virus. Ada dua jenis avian influenza berdasarkan patogenesis atau penularannya, yaitu patogenesis rendah dan tinggi.
Patogenesis rendah tidak begitu berbahaya, biasanya unggas yang terinfeksi hanya mengalami gejala seperti flu dan pilek biasa. Sedangkan unggas yang mengalami patogenisitas tinggi sangat menular dan menyebabkan kematian hingga 90%.
Selain flu burung, ada berbagai jenis penyakit ayam yang perlu diwaspadai oleh peternak. Kunjungi artikel berikut untuk penjelasan lebih lanjut “Waspadai 7 Penyakit Ayam Broiler Berbahaya Ini!“.
Ayam yang telah terjangkit flu burung akan menunjukkan beberapa gejala, seperti hal berikut:
1. Aktivitas Berkurang dan Terlihat Lesu
Umumnya, ayam yang berada dalam kondisi sehat selalu aktif berkeliaran dan menjelajah area di sekitarnya. Apabila aktivitas dan gerak-geriknya berkurang drastis, hal tersebut patut diwaspadai sebagai salah satu gejala.
2. Berkerumun Secara Berlebihan dan Gelisah
Meski aktivitasnya berkurang, namun ayam yang terinfeksi flu burung juga cenderung gelisah dan berkerumun berlebihan. Tidak jarang, gejala ini disertai juga oleh perilaku mengacak-acak bulu.
3. Nafsu Makan Berkurang, Kehausan, dan Diare
Masih gejala dari segi perilaku, ayam yang terinfeksi juga nafsu makannya akan menurun, bahkan hilang. Selain itu, gejala ini terkadang disertai dengan haus berlebihan serta diare.
4. Muncul Warna Kebiruan di Area Kepala
Selain gejala dari aspek perilaku, gejala fisik yang seringkali timbul adalah munculnya warna kebiruan di area kepala. Warna kebiruan ini umumnya disertai dengan pembengkakan dan munculnya cairan pada bagian jengger dan pial atau gelambir.
5. Mata, Hidung, dan Rongga Mulut Berair
Sebagaimana flu yang menyerang manusia, flu burung juga menyebabkan gangguan pernapasan pada unggas yang terinfeksi. Adapun gejalanya bisa dilihat dari adanya cairan pada bagian mata dan hidung, hingga keluarnya cairan dari rongga mulut.
6. Produksi Telur Menurun
Salah satu dampak dari Avian Influenza adalah mengurangi produktivitas hewan ternak. Hal ini bisa dilihat dari produksi turun yang menurun drastis. Kalaupun bertelur, cangkang atau kerabang telurnya memiliki tekstur lembek.
7. Kaki Berdarah
Gejala selanjutnya adalah munculnya pendarahan pada bagian kaki secara merata. Pendarahan tersebut biasa timbul dalam bentuk bintik-bintik berwarna merah (ptekhi) yang timbul di bawah kulit kaki, sehingga biasa disebut “kaki kerokan”.
8. Kematian Mendadak
Sebenarnya, cara paling akurat untuk mendeteksi Avian Influenza adalah melalui tes laboratorium. Namun, apabila ayam ternak mengalami kematian mendadak dengan intensitas tinggi yang mendekati hingga 100% hanya dalam waktu 2 hari hingga 1 minggu, maka bisa dipastikan ternak Anda sudah terinfeksi penyakit ini.
Jika Anda menjumpai gejala tersebut, maka segera lakukan karantina pada seluruh ternak yang berada di dalam satu kandang atau pekarangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit ke unggas lain dan manusia di lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, Avian Influenza berasal dari unggas air, namun telah menyebar ke jenis unggas lainnya. Penyakit flu burung merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya.
Adapun media penularannya adalah melalui sesama burung, kotoran unggas, droplet, sarana transportasi hewan ternak, kandang, peralatan, pakan, dan minuman unggas yang tercemar, atau dari pekerja di peternakan. Penularan juga dapat terjadi secara langsung dari induk ayam ke anaknya.
Lebih berbahayanya lagi, penyakit ini juga dapat menular ke manusia. Bahkan, penyakit ini sangat menular dan mematikan untuk manusia sehingga berisiko menyebabkan epidemi.
Penularan pada manusia biasanya terjadi karena adanya kontak antara manusia dengan ayam yang sudah terinfeksi virus flu burung, baik yang masih hidup atau yang sudah mati. Hal ini juga berlaku untuk kontak dengan kotoran ayam, droplet atau cairan tubuh ayam seperti air liur, hingga konsumsi daging atau telur mentah dari ayam yang terinfeksi.
Untuk itu, berikut tips untuk memilih daging ayam yang segar dan sehat “Tips Ampuh Cara Memilih Daging Ayam Segar dan Sehat“.
Untuk mengendalikan dan mencegah infeksi Avian Influenza, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemilik ternak. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Biosekuriti
Biosekuriti merupakan program khusus untuk melindungi dan mengendalikan wabah penyakit pada hewan ternak. Di antaranya, yaitu mengawasi keluar masuknya hewan ke dalam kandang dan mencegah kontak dengan hewan liar atau unggas lainnya.
Selain itu, pengurus ternak wajib mengenakan alat perlindungan diri (APD) lengkap serta melakukan desinfeksi (sterilisasi) sepatu, pakaian, dan peralatan ternak secara rutin. Jangan lupa juga untuk mencatat pengunjung yang aktif keluar masuk kandang.
2. Vaksinasi Hewan Ternak
Umumnya, setiap jenis virus influenza memang dapat dikendalikan melalui vaksinasi. Untuk flu burung, vaksinasi bisa diberikan setelah ayam mencapai usia 35-40 minggu sampai menjelang usia akhir, tepatnya sebanyak 2-4 kali vaksin.
3. Depopulasi Ternak
Depopulasi adalah tindak pemusnahan ternak secara selektif atau terbatas pada unggas yang berada di sekitar area penularan. Untuk melakukan depopulasi, pengelola ternak juga perlu melakukan survei dan penelusuran terlebih dahulu.
4. Restocking Kandang
Setelah melakukan depopulasi dan hewan ternak yang beresiko terinfeksi sudah dimusnahkan, saatnya melakukan restocking (pengisian ulang kandang). Pastikan bibit ayam dalam keadaan sehat, serta kondisi kandang bersih dan steril.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai cara memilih DOC ayam yang baik, cek artikel PPG berikut ini “Mau Beli DOC Ayam? Pahami Tips dan Trik ini agar Tak Rugi!“.
5. Peningkatan Public Awareness
Public awareness atau kesadaran masyarakat setempat perlu ditingkatkan, sehingga tingkat kewaspadaannya juga ikut meningkat. Salah satu contohnya yaitu dengan cara memberi informasi pada masyarakat sekitar peternakan atau sesama peternak ayam.
6. Monitoring dan Evaluasi
Langkah pencegahan yang terakhir adalah dengan melakukan monitoring (pengontrolan) serta evaluasi berkala. Apabila dari hasil monitoring tidak ditemukan gejala dan potensi resiko penularan, artinya tindak pencegahan berhasil.
Lalu, bagaimana cara menangani virus yang sudah terlanjur menginfeksi hewan ternak? Sampai saat ini, sebenarnya obat yang efektif untuk mengatasi Avian Influenza pada unggas, terutama hewan ternak secara efektif. Namun, Anda bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengisolasi Ternak yang Terinfeksi
Langkah penanganan pertama adalah mengisolasi ternak yang sudah terinfeksi dari ternak lain yang masih sehat atau tidak bergejala. Hal ini dilakukan untuk mencegah virus menular pada ayam ternak lainnya.
2. Melaporkan Kejadian
Selanjutnya, segera laporkan kejadian infeksi flu burung pertama kepada dinas peternakan dan pihak yang berwenang terhadap urusan kesehatan hewan di area setempat. Dengan demikian, pemerintah dapat membantu melakukan penanganan.
3. Memusnahkan Peralatan Ternak yang Terkontaminasi
Kemudian, segera musnahkan peralatan dan limbah ternak yang sudah terlanjur terkontaminasi dengan cara dikubur. Jangan lupa untuk melakukan sterilisasi terhadap seluruh peralatan meskipun belum terkontaminasi.
4. Memusnahkan Hewan Ternak yang Mati
Apabila hewan ternak ada yang mati, maka jangan memperdagangkan unggas tersebut. Sebaliknya, segera musnahkan ayam yang mati dengan cara dikuburkan atau dibakar, namun sisakan 1 ekor unggas untuk diperiksa oleh petugas.
Lakukan penguburan atau pembakaran dengan cara membuat lubang khusus yang ditebari kapur kemudian ditimbun. Sebelum dimusnahkan, masukkan bangkai atau peralatan yang terkontaminasi ke dalam kantong plastik. Pastikan pula area pemusnahan berada jauh dari sumber air (sumur aktif) atau area pemukiman.
5. Kosongkan dan Sterilkan Kandang
Terakhir, segera kosongkan dan sterilkan kandang peternakan Anda selama kurang lebih 1 bulan. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan tindak sterilisasi menggunakan desinfektan sebanyak minimal 3 kali.
Sebagai penyakit yang penularannya sangat cepat dan gejalanya sulit diprediksi, Avian Influenza memang sangat merugikan para peternak. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan penanganan yang baik dan benar wajib untuk diketahui.
Oleh karena itu, untuk memulai budidaya ternak ayam, dibutuhkan DOC Ayam Broiler berkualitas yang sehat, bersih dan bebas dari virus flu burung. PT Putra Perkasa Genetika (PPG) adalah penghasil bibit unggas unggulan Indonesia yang melakukan pembibitan dan pembudidayaan dengan cara mengkombinasikan teknologi dan para ahli.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk PPG, cek halaman produk kami!